Oleh : Rostandi/Analis Rehabilitasi dan Koservasi pada Seksi PDASPM CDK W VIII
K-Mob heboh…. K-Mob “Riweuh” begitu kira-kira kesan yang saya tangkap. Saya tidak habis pikir jika pasca diterapkannya uji coba K-Mob di lingkungan ASN Pemerintah Provinsi Jawa Barat, ternyata menuai multiplier effect begitu dahsyatnya. Kantor yang biasanya jam 09.00 masih lengang bin corengcang, kini jam 06.00 pagi sudah ramai bak pasar pagi menjajakan kuliner breakfast.
ASN Pemprov Jabar antri untuk mengisi daftar hadir via K Mob. Foto : Erik, CDK VIII |
Teman-teman yang biasanya mandi pagi jam 06.00, kini harus menjadwal ulang, supaya bisa presensi dan selfie di kantor paling lambat jam 07.30 pagi. Atau jangan-jangan teman-teman pun tidak sempat sarapan pagi karena takut presensi-nya merah dan tidak dianggap kerja.
Atau mungkin saja untuk kalangan Ibu-ibu ASN sengaja lalai melayani kesiapan properti tugas suaminya karena ewuh pakewuh mengejar lonceng K-Mob (duh…bahaya kalau sudah seperti ini).
K-Mob telah menjadi trending topic menarik. Telah menjadi bahan pembicaraan di warung kopi, di rumah makan, bahkan mungkin bahan FGD di tempat tidur karena was-was TPP berkurang bikin hidup kurang makmur.
Jadi ada semacam kecemasan public (public eksistension) meminjam istilah Rocky Gerung. Jalan pikiran komunitas ASN Pemerintah Provinsi Jawa Barat sepertinya telah tersumbat kekhawatiran berlebih ketika jari-jari manisnya tak cukup lembut merayu sinyal wifi untuk mengatakan : “presensi anda berhasil !”.
K-Mob hanyalah aplikasi dan sistem yang dibuat manusia, fitur-fiturnya pun sangatlah sederhana dan disiapkan untuk familiar dengan penggunanya, tapi kenapa mampu menciptakan kegaduhan cetar membahana? Itu karena baru brow! kita masih harus beradaptasi ekstra dengan teknologi informatika terkini.
Sulit memang jika kita harus berlari mengejar kemajuan teknologi informasi digital seperti android, terutama bagi generasi tua seperti daku. Meski saya harus terpaksa ganti hp baru dengan perjuangan home credit !, tetap saja kelancarannya tak ber-kolerasi linier dengan kondisi dan model hp, kadang lancar makjleb seperti lancarnya sinyal cinta yang didawamkan Romeo pada Juliet, tapi kadang mandeg layaknya kehilangan hasrat bercinta orang-orang prustasi.
Ini upaya revolusi sikap dan mental menuju reformasi birokrasi sesungguhnya sepertinya, dan itu bagus di satu sisi. tapi di sisi lain?. Ya…namanya juga uji coba toh, para pakar sering menyebutnya trial and error pasti ada sesuatu yang salah yang belum sempurna ketikan dicoba.
Saya yakin BKD Pemrov Jabar terus akan berbenah diri agar aplikasi ini bisa diterapkan baik pada waktunya. Kita akan selalu berbaik sangka dengan perubahan-perubahan yang digulirkan Kang Emil. Terwujudnya visi Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Kolaborasi dan Inovasi, kemudian disokong dengan penguatan literasi JABAR MASAGI, sejatinya telah menjadi ruh bagi masyarakat Jawa Barat menuju masyarakat yang agamis, maju, sejantera dalam berkeadilan.
Saya respek dengan K-Mob, tapi dalam konteks implementasi? rasa-rasanya masih banyak persepsi yang harus disamakan. Entah karena malas membaca pedoman yang ada di K-Mob, atau karena kerterbatasan pemahaman saya, dalam pandangan saya masih ada koneksi yang belum koheren antara SKP online yang selama ini kita buat dengan SKP yang ada di K-Mob.
Pertanyaan saya :
- Output SKP tahunan On-line disajikan dalam bentuk bukti cetak ontentik untuk kenaikan pangkat dsb, lalu apakah bukti otentik SKP K-Mob juga demikian?
- Apakah SKP tahunan di K-Mob harus sama dengan SKP On-line atau SKP On line akan dihapus dan kemudian akan diganti dengan SKP K-Mob? Apakah begitu sadisnya aplikasi K-Mob hingga terlambat sedetik saja akan dianggap tidak masuk kerja karena presensinya merah?
- Tidak kasihankah Pemerintah Prov Cq.BKD saat melihat ASN-nya kehilangan waktu efektifnya hanya karena kewajiban untuk menilai atasan dan teman sejawat yang jumlahnya lumayan buanyak?.
Ini hanyanyalah sebagian pertanyaan-pertanyaan kecil yang mungkin muncul. Jalan pikiran teman-teman mungkin sama mungkin berbeda dengan saya. Nikmati saja, jangan cemas, jangan khawatir jangan takut kehilangan rezeki, karena rezeki tidak hanya bersumber dari kesempurnaan presensi.
K-Mob heboh…K-Mob “Riweuh”! semoga cepat berlalu. Sempurnakan aplikasi, permudah regulasi, disiplin kerja itu pasti, agar maju organisasi, tapi TPP turunnya jangan basi supaya anak, istri dan suami damai mengejar mimpi…..
TPP bakal jadi naekk
ReplyDelete